Duhai hatiku…
Mengapa bahagia kurasa saat ia sebut namaku?
Mengapa begitu nyaman saat kubaca pesannya di ponselku?
Mengapa terasa ada yang hilang saat tak kulihat ia hari itu?
Mengapa kupikir yang paling mengerti ia adalah aku?
Mengapa ku rasa ia begitu memahami diriku?
Mengapa kini ia semakin hebat di mataku?
Mengapa wahai hatiku?
Apakah selimut merah jambu t’lah menghangatkanmu?
Hehe, lucu ya ungkapan hati seperti itu… have you ever felt that way? Then don’t think about it seriously, unless you are ready to get married!
Beberapa waktu lalu seorang sahabat bertanya padaku, jika posisi di satu organisasi memaksa ‘aku’ dan ‘dia’ untuk sering berinteraksi, susah kan menghindarkan rasa-rasa itu? Lalu kuberi ia sebuah jawaban : lock your heart. Tutup dan kunci hatimu rapat-rapat dari pikiran dan rasa yang membuatmu terbuai. Simpan kunci itu jauh sekali di tempat yang aman. Tak perlu engkau mengecek keamanan kunci itu, biarkan saja ia tenang di tempatnya. Biarkan kunci itu menyempurnakan bentuk dan fungsinya, hingga tiba saat ia menjalankan tugasnya, ia akan menjadi kunci terindah yang memberimu momen terindah.
Don’t you think it’s easy to say but hard to do. Yes, it’s hard if you think it is. But actually, it’s easy. And trust me, it works. Selama engkau ingin menjaga hatimu, maka kunci itu akan tetap terjaga. Dan dengan begitu ungkapan-ungkapan di atas takkan engkau rasa. Sungguh saudariku, engkau tentu tahu jawaban tuk pertanyaan hatimu. Jika engkau membutuhkan selimut merah jambu tuk hatimu yang kedinginan, suburkan cintamu pada-Nya. Barangkali cinta itu kini terlupa, barangkali kita membiarkannya gersang dan tidak terawat. Barangkali kita terlalaikan oleh cinta yang bukan karena-Nya, cinta yang tidak membawa kebaikan apapun untuk kita. Cintai Allah, maka kita tak akan kecewa.
“Dari Anas ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : “Ada tiga hal di mana orang yang memilikinya akan merasakan manisnya iman yaitu : mencintai Allah dan rasul-Nya melebihi segala-galanya, mencintai seseorang hanya karena Allah, dan enggan untuk kembali kafir setelah diselamatkan oleh Allah daripadanya sebagaimana enggannya kalau dilemparkan ke dalam api.” (HR. Bukhari Muslim)
like this sooooooooooooo much 🙂
Syukran,
Go FSKI !!
bagus fah…
tp klo ada yg tanya.. jika sesuatu itu datang ketika hati kita dalam keadaan tidak terkunci, dan sesuatu itu terlanjur berada dalam hati, bagaimana cara mengusirnya??
hahaha.. hasil curhatan seseorang neh..
Syukran..
Usir dengan cinta kepada-Nya.. Kalau cinta pada Allah tumbuh subur maka ia tak akan izinkan cinta yang lain mengisi sudut-sudut hati kita..
Dan setelah sesuatu itu pergi, kunci hatinya..^^
“trust me, it works.” like this so much too.
Hehe..
Nyaman bgt lho kl rasa” menggelikan itu g ada…
Kalau boleh share:
http://mutialailani.wordpress.com/2010/05/14/cintailah-ia-dalam-diam-dari-kejauhan-dengan-kesederhanaan-dan-keikhlasan/
http://emilia90.blogspot.com/2009/10/artikel-lama.html
Syukran..
jadilah pria idaman muslimah..hehee
our greeting mahasiwa STEI Husnayain
Wa’alaikumussalam,
Syukran sudah berkunjung..
http://bukancumadokter.wordpress.com/2010/12/12/adab-bergaul-dengan-lawan-jenis/
Syukran sudah di-share..
jd inget hasil GERRAMM kemaren… Cinta yang bukan untuk Allah dan Rasulnya itu Cinta Palsu alias Bullsh*t…
waw…
Mari bersihkan cinta yang kita punya..
bersihkan kapal sebelum berlayar spy nyaman diperjalanan…
jernihkan niat sebelum beraksi spy… nyaman jugalah….
klw sdh kena vmj, antivirnya yg repot.. ha ha ha…
antivirusnya g dijual di apotek, tapi mesti ditemukan dalam diri sendiri… ^^
mencintai karena Allah dan membenci karena Allah ..?
Iya hanifah, itu salah satu perkara yang membuat kita merasakan manisnya iman…