Subhanallah, Semua Itu Dosa

Berhati sempit, itu dosa. Kenyang membaca Al-Qur’an, itu dosa. Dosa tak dapat dilihat, namun dapat dirasa. Dan manusia tetap melakukan dosa karena shalatnya belum mampu mencegah kekejian dan kemungkarannya.

Telak, benar-benar menohok. Tanpa disadari mungkin, manusia merasa bangga dengan dosa, tak merasa yang dilakukannya adalah dosa.

Kenyang membaca Al-Qur’an, begitu saja redaksinya tanpa batasan. Barangkali selama ini kita membaca Qur’an satu sampai dua juz, atau lebih dalam sekali (bukan sehari). Saat itu mungkin kita bersyukur dan senang, lalu kita merasa cukup dan ‘kenyang’ membaca Al-Qur’an. Itu dosa. Bagaimana dengan yang baru satu halaman bahkan kurang? Apatah lagi yang tidak membacanya sama sekali.

Dari Utsman bin Affan, hati yang suci tak akan pernah merasa kenyang dengan Al-Qur’an. Berhenti membacanya bukan karena merasa cukup, namun karena memang ada hal lain yang perlu dikerjakan. Jika yang begitu saja adalah dosa, sudah berapa banyak dosa yang kita perbuat?

Dosa bukan hanya untuk sebuah tindakan yang nyata salah. Mengumpat, bergunjing, mengambil hak orang lain, tidak amanah dan sebagainya, statusnya jelas. Namun ternyata tidak sempurnanya kecondongan hati pada kebaikan dan kedekatan pada Allah, itu juga adalah dosa. Shalat tidak khusyuk, malas puasa, menunda kebaikan, bersedekah ala kadarnya yang penting ada. Merasa kesal, tidak mood, kurang senyum, merasa punya masalah paling berat, tidak bahagia dengan ketetapan Allah, ah… terlalu banyak untuk disebutkan.

Subhanallah, semua itu dosa.   Dengannya Allah mengingatkan kita untuk meluruskan niat, membersihkan hati, menyucikan jiwa, menyempurnakan shalat, memperkaya ibadah, memuliakan akhlak, menata pikiran, melembutkan nurani, mencintai saudara, menghargai sesama, membunuh ego, menyayat nafsu. Dengannya Allah menuntun kita untuk menghijabi qalbu dari kemaksiatan, menjadikan Allah satu-satunya tujuan, hingga memudahkan jalan menuju surga yang diimpikan.

Subhanallah, semua itu dosa. Hingga kita tak berani lagi melupakan ajaran-Nya. Hingga kita merasa terlalu rugi meremehkan sunnah Rasul-Nya. Hingga kita selalu merindukan ibadah pada-Nya. Hingga tak ada tempat di hati untuk yang selain dari-Nya. Hingga kita selalu merasakan pengawasan-Nya. Hingga kita benar-benar membutuhkan muhasabah di setiap masa. Hingga kita bisa mensensitifkan rasa untuk membela agama-Nya.

Subhanallah, semua itu dosa. Takkan lagi kita merasa selalu benar. Takkan lagi kita melihat kesalahan teman. Takkan lagi menuntut orang lain harus mengerti kita. Takkan lagi sifat moody menjadi pembenaran. Takkan lagi tega tak memberi kemudahan dan pertolongan. Takkan lagi mengutamakan kepentingan diri saja. Takkan lagi merasa nyaman dengan hijab yang tak sempurna.

Kita bisa, jika kita meyakini, semua itu dosa.

Subhanallah, sempurnanya Islam. Kemampuan kita memelihara diri dari dosa dan merasakan dosa, baik yang besar, sedang hingga yang terkecil akan menjadi ukuran dan cerminan keimanan kita. Hanya Allah dan diri kita yang tahu, sebersih apa qalbu kita? Jika ia masih begitu kotor, akankah kita biarkan saja, hingga kotoran itu melekat erat dan terlalu sulit untuk dibersihkan?

Wallahu a’lam bishshawwab.

>> Sekelumit hikmah dari tatsqif FSKI FK Unand yang selalu bisa melembutkan hati, masih adakah alasan tuk enggan menghadiri?

 

Categories: Dakwah, FK Unand, Hikmah, Look Into Your Heart | Tags: , , , , , | 12 Comments

Post navigation

12 thoughts on “Subhanallah, Semua Itu Dosa

  1. Jundullah

    Assalamu’alaikum.
    Bagaimana kalau kita membaca Alqur’an sesuai dengan targetan saja? Misal, setelah shalat kita mengharuskan diri kita untuk membaca Alqur’an hanya 10 halaman saja walau pun kita sebenarnya belum kenyang, apakah itu juga dosa?
    Kemudian bagaimana dengan saudara kita yang masih belum lancar membaca Alqur’an? Apakah dosa juga jika ia tidak bisa mencapai targetan yang ditetapkan?

    ‘afwan, ana pernah diberi sebuah pengetahuan, bahwa dosa itu ghaib. Tapi sebenarnya kita bisa tahu perbuatan yang kita lakukan itu dosa atau tidak. Caranya yaitu dengan bertanya pada hati, apakah yang akan kita lakukan ini membuat kita malu jika orang lain mengetahuinya atau tidak. Jika malu, maka sesungguhnya perbuatan itu akan menjadi dosa, maka jangan dikerjakan. Apakah itu benar?

    • Wa’alaikumussalam,
      Mengetahui dosa disebutkan dalam beberapa hadits, di antaranya:
      “Dari Wabishah bin Ma’bad ra. berkata: “Saya datang kepada Rasulullah saw., kemudian beliau bertanya: “Kamu ingin menanyakan tentang kebaikan?” Saya menjawab: “Ya.” Beliau bersabda: “Tanyalah pada hatimu sendiri. Kebaikan itu adalah sesuatu yang membuat jiwa menjadi tenang dan juga membuat hati menjadi tenang. Sedangkan dosa (kejahatan) itu adalah sesuatu yang membuat kacau pada jiwa dan membuat ragu-ragu pada hati, walaupun orang–orang memberi nasihat kepadamu.” (HR Ahmad dan Ad Darimy)

      Tentang tilawah, jika ia memenuhi target dan merasa kenyang dengannya, itu yang dosa. Bukanlah jika tidak mampu memenuhi target namun masih haus akannya. Jadi dalam hal ini, poinnya di rasa kenyangnya itu. Karena rasa cukup tersebut akan ada pada hati yang berdosa.
      Utsman bin ‘Affan hanya menghentikan tilawahnya ketika ada hal lain yang harus dikerjakan. Bagaimana dengan kita? Berhenti karena kenyang atau tidak, tanyakan pada hati.
      Afwan, sedangkal ini pemahaman ana tentang yang disampaikan waktu itu.
      Wallahu a’lam, syukran.

  2. widodosaputra

    Assalamu’alaikum.
    ‘afwan, kalau boleh ana ingin sedikit berpendapat. Menurut ana yang disampaikan ustadz zul maknanya adalah jika cepat kenyang membaca Alqur’an, itu menandakan bahwa saat itu ia sedang dalam keadaan banyak dosa. Hanya hati yang bersihlah yang tidak pernah kenyang membacanya.

    Kalau pun seseorang cepat kenyang membaca Alqur’an, bukan berarti ia berdosa ketika membacanya. Jangankan satu halaman, walau satu huruf pun akan diganjar oleh Allah sebanyak 10 pahala.

    “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya.” (QS. Az-Zalzalah: 7)

    • Wa’alaikumussalam.
      Yup, dosanya bukan saat membacanya, tapi karena merasa kenyang dengan bacaannya.
      Supaya tidak salah dipahami, rasa kenyang dengan Al-Qur’an itulah yang dosa.
      Syukran.

      • widodosaputra

        Allahu a’lam bisshowab.
        Ana tidak sependapat. Tapi mungkin ana yang salah memahami maksud dari materi ustadz zul.

  3. @widodosaputra
    Lho? Bukankah ana justru mengiyakan pendapat akhi?

    • widodosaputra

      Ya, yg ukhti iyakan itu ialah bukan dosa saat membacanya.
      Yang ana tidak sependapat ialah rasa kenyang dengan Alquran itu dosa. Yang ana pahami saat tasqif adalah, jika merasa cepat kenyang ketika membaca Alqur’an, maka itu merupakan suatu sinyal bahwa saat itu kita sedang ada dosa.

      Conclusion:
      Walau kenyang baca Alquran, tidak menjadi dosa. Itu hanya indikator bahwa saat itu sedang banyak dosa.
      ‘afwan jika salah..

      • Afwan itu maksud ana akhi…
        Tapi ana pribadi juga ingin memahaminya sebagai sebuah dosa agar diri yang hina ini jadi semakin terjaga..
        Wallahu a’lam, syukran..

  4. Jundullah

    Allahu a’lam bisshowab. Entah pendapat siapa yang benar. Mending akhi wa ukhti klarifikasi saja lagi dengan pematerinya.

    • Lucu juga postingan ini menjadi kontroversi…
      Afwan semuanya, kalau ada penyampaian yang keliru dan ambigu dari ana.. Ana memang tidak punya latar belakang belajar ilmu syar’i (yang formal).
      Insya Allah tidak ada pendapat yang salah, masing-masing kita bisa memahaminya dengan cara sendiri asalkan tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah..
      Kepada pembaca yang lain juga silakan dipahami dengan pemahaman yang paling sesuai..
      Syukran jazakumullah.

  5. Semua itu tergantung niat kita saja karena allah SWT dan berdosa atau tidak itu urusan ALLAH SWT dya berkehendak kepada kaumnya. dan bukan semata-mata hanya pengen membaca kalau bisa di mengerti di pahami dan di amalkan. terima kasih

  6. Subhanallah, artikel ini mengingatkan kepada saya dan para pembaca agar ingat pada allah SWT, agar ingat mati dan dosa …

    Thanks, ini artikel sangat bagus …

Leave a comment