Posts Tagged With: FULDFK

Road to Bandung part 2


Ba’da acara Zafran Saphire hari Minggu sore, kami berencana untuk jalan-jalan di Bandung sebelum ke Jatinangor. Malam itu kami tidak bisa menginap di Wisma Tut Wuri lagi karena acara sudah selesai, dan kami merasa ragu untuk menginap lagi di sana. Alhamdulillah, Friska, akhwat FK Unpad angkatan 2008 yang juga teman Khairat, Fitri dan Yos di SMA 1 Padang Panjang menawarkan pada kami untuk menginap di kosannya di Jatinangor.

Karena sudah hampir malam, kami memutuskan untuk pergi ke satu tempat yang di sana kami bisa membeli apa yang kami butuhkan. Aku dan Fina sebenarnya tidak berniat untuk membeli banyak barang, tapi Khairat dan Fitri ke Bandung dengan beberapa titipan dari Padang. Karena aku dan Fina sudah berniat untuk makan di restoran Jepang tertentu sejak di Padang –rekomendasi sepupuku-, kami pergi ke Cihampelas Walk, tempat terdekat yang ada restoran incaran kami itu.Akhirnya aku dan Fina berpisah dengan Khairat dan Fitri, dan bertemu lagi saat akan ke Jatinangor.

Kami ke Jatinangor malam itu dengan taxi. Di rumah kos Friska yang menurutku sangat bagus dan tergolong murah, kami kembali mempererat ukhuwah hingga akhirnya berjatuhan satu per satu. It’s sure a memorable night.

Paginya kami ke Unpad untuk menjemput barang yang kami titipkan pada panitia. Kami kembali ke Bandung dengan Damri dan turun di Dago. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke stasiun dengan taxi dan tidak lupa singgah di Kartika Sari. Di stasiun kami segera menaiki kereta kelas eksekutif. And again, it’s my first. Karena berempat, kami memutar kursi menjadi berhadapan. Aku ingin duduk di dekat jendela so i can see the landscape through it. Tapi karena tempat dudukku yang terbalik, aku merasa mabuk daratku mulai muncul dan akhirnya aku bertukar tempat duduk dengan Fitri yang tidak berada di dekat jendela.

View from the train

View from the train

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kami turun di Stasiun Gambir dan di sana kami berpisah dengan Khairat. Khairat akan kembali ke Padang sore itu sedangkan aku, Fina dan Fitri kembali besok pagi. Di Jakarta kami sangat tertolong dengan keberadaan ibu Fina dan adiknya. Kami ikut menginap dengan mereka di Hotel Sriwijaya dan bisa ke bandara esoknya bersama mereka juga. Kami tidak perlu memikirkan transportasinya. Alhamdulillah… terima kasih Tante, Fina dan Opan dan semua pihak yang ikut membantu terlaksananya kemudahan ini… ^^

Esoknya kami berangkat ke Padang dengan pesawat sekitar jam 8, dan tiba di Bandara Internasional Minangkabau jam 10. Karena harus ikut tutorial jam 11, dari bandara kami langsung ke kampus. Tanpa persiapan dan dengan kondisi badan yang lelah kami mengikuti tutorial pertama minggu itu. Koperku diletakkan di ruang tutorial Fina yang memang berada di lantai 1, sedangkan ruanganku ada di lantai 2. Ternyata setelah tutorial jam 1 kelompokku dijadwalkan untuk ujian skill lab blok 13. Sementara aku belum lagi mempersiapkan diri. Kami pun melakukan latihan singkat sambil menikmati brownies dan jam 1 lewat kami pergi menemui instruktur.

Dan ternyata…ujian ditunda karena instruktur lupa. Instruktur kami sudah tidak di kampus saat itu. Aku pun memutuskan untuk pulang dan alhamdulillah Tanteku bisa menyinggahiku dan koperku di kampus. Sampai di rumah, aku segera tidur melepas semua kepenatan setelah sebelumnya membersihkan diri. Alhamdulillah perjalananku Padang-Jakarta-Bandung-Jatinangor-Bandung-Jakarta-Padang selesai dengan lancar dan penuh makna.

Perjalanan ini sesungguhnya bukan tanpa hambatan dan pengorbanan. Beberapa hal tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Namun kami tetap berusaha kompak dan bersyuro untuk mencari solusi,lalu menyerahkan segala hal pada-Nya hingga kemudahan-kemudahan pun selalu diberikan oleh-Nya.

“… barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Membukakan jalan keluar baginya, dan Dia Memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya…” (QS Ath-Thalaaq : 2-3)

Categories: Kisah | Tags: , , | Leave a comment

Road to Bandung part 1


Sebuah telepon masuk ke ponselku, dari kaput FSKI. Aku diminta untuk mengikuti sebuah seminar nasional yang diadakan oleh FK Unpad, sebagai delegasi FULDFK dari FSKI. Acara itu diadakan di Bandung, dan aku tertarik. Sahabatku Fina yang sedang bersamaku pun kuajukan untuk turut serta. Hingga akhirnya, delegasi dari FSKI yang berangkat ke Bandung berjumlah lima orang : Afifah Amatullah ’07, Stefina Media Sari ’07, Khairat A.S. ’08, Yosrizal ’08 dan Fitria Ramanda ’09.

Kami yang akhwat berangkat Jum’at pagi, 20 November 2009 ke Jakarta. Tiba di bandara jam 12-an siang, dan kami ke Bandung dengan Primajasa jam 2, setelah makan dan shalat zuhur plus ashar. Meski sudah beberapa kali ke Jakarta, ini adalah perjalanan pertamaku ke Bandung. Jadi meski mataku terasa berat, aku berusaha untuk tidak tidur di perjalanan. Bus ini akan berhenti di Bandung Super Mall (BSM) dan di sana akan ada yang menjemput kami.

Jam 4 sore, sebuah sms dari Nadya masuk. Nadya adalah mahasiswi FK Unpad yang menjemput kami. Ia mengatakan ia sudah sampai di BSM. Sementara kami sepertinya masih jauh dari Bandung. Jalan yang ramai menahan perjalanan kami. Lewat jam 6 kami baru sampai di BSM. Kami disambut oleh anak-anak yang menawarkan jasa payung, karena hujan turun hari itu. Tanpa perlu menunggu lama, kami bertemu Nadya dan segera masuk ke mobil.

Nadya yang kami kenal adalah seorang gadis yang lembut dan baik. Ia juga menyambut kami dengan ramah. Dan selama di perjalanan, kami berbagi banyak cerita. Mulai dari gempa yang kami alami beberapa waktu lalu hingga sistem PBL di FK Unand dan FK Unpad. Nadya juga memberi kami beberapa rekomendasi tempat yang bisa dikunjungi di Bandung. Dan saat memasuki waktu isya, kami sampai di Wisma Tut Wuri, tempat kami menginap.

Kami disambut dengan baik dan diantar ke kamar. Satu kamar diisi oleh tiga orang, dan teman sekamarku adalah Fitri dan Rima, seorang akhwat dari FK UGM angkatan 2008. Fina dan Khairat pun sekamar dengan akhwat FK UGM angkatan 2009, Khaila. Kami baru berkenalan singkat saat pintu kamar diketok dan panitia menyampaikan bahwa ba’da isya akan ada acara pembuka di gedung IKM. Saat kembali lagi ke wisma kami sudah mendapat beberapa orang teman baru.

Malam hari di Bandung Kota Hujan benar-benar dingin. Selimut yang agak tebal saja tidak cukup menahan jalaran dinginnya. Hingga kami terjaga esoknya, dingin itu masih sangat terasa. Belum lagi airnya. I was shivering each time I use it.

Zafran Saphire. Ketika perbedaan memunculkan kesempurnaan iman. Itulah acara yang kuhadiri dan berlangsung dua hari, Sabtu dan Minggu. Acara yang bagus dan berkesan. Materi yang disuguhkan, hiburan yang disajikan, pemateri yang dimunculkan dan ukhuwah islamiyah yang didirikan. Seminar ini adalah amanah dari FULDFK yang bercerita tentang perbedaan antara ikhwan dan akhwat dari segi medis, perilaku dan psikologi. Juga ada tentang peng-Islaman secara kaffah dan pengembangan diri menjadi super leader, super manager serta super parents. Lalu training dari Butterfly yang memotivasi diri untuk terus maju.

Zafran Saphire diadakan di Gedung Wahana Bakti Pos, lantai 8. Mungkin masih ada sedikit sekuele trauma gempa dalam diri kami yang dari Padang. Hingga saat peserta diminta bertakbir dengan keras hingga ‘menggetarkan’ gedung, rasanya agak gamang juga. Though it didn’t keep us from saying ‘Allaahu Akbar’ loud. Allaahu Akbar!!!

Dari Zafran Saphire banyak hikmah yang kudapatkan. Mulai dari perjuangan kami hingga bisa sampai ke Bandung dan ikut acaranya, pelajaran dari materi yang diberikan, perkenalan dengan budaya lain di Indonesia, dan yang sangat berarti, ukhuwah yang terjalin di antara kami. Meski hanya dua hari, namun aku bisa merasakan hati kami mahasiswi FK se-Indonesia didekatkan dalam satu ikatan ukhuwah. Aku berharap kami dipertemukan kembali oleh Allah dalam momen-momen berharga berikutnya. Amin.

Categories: Kisah | Tags: , , , | 2 Comments