Sebuah telepon masuk ke ponselku, dari kaput FSKI. Aku diminta untuk mengikuti sebuah seminar nasional yang diadakan oleh FK Unpad, sebagai delegasi FULDFK dari FSKI. Acara itu diadakan di Bandung, dan aku tertarik. Sahabatku Fina yang sedang bersamaku pun kuajukan untuk turut serta. Hingga akhirnya, delegasi dari FSKI yang berangkat ke Bandung berjumlah lima orang : Afifah Amatullah ’07, Stefina Media Sari ’07, Khairat A.S. ’08, Yosrizal ’08 dan Fitria Ramanda ’09.
Kami yang akhwat berangkat Jum’at pagi, 20 November 2009 ke Jakarta. Tiba di bandara jam 12-an siang, dan kami ke Bandung dengan Primajasa jam 2, setelah makan dan shalat zuhur plus ashar. Meski sudah beberapa kali ke Jakarta, ini adalah perjalanan pertamaku ke Bandung. Jadi meski mataku terasa berat, aku berusaha untuk tidak tidur di perjalanan. Bus ini akan berhenti di Bandung Super Mall (BSM) dan di sana akan ada yang menjemput kami.
Jam 4 sore, sebuah sms dari Nadya masuk. Nadya adalah mahasiswi FK Unpad yang menjemput kami. Ia mengatakan ia sudah sampai di BSM. Sementara kami sepertinya masih jauh dari Bandung. Jalan yang ramai menahan perjalanan kami. Lewat jam 6 kami baru sampai di BSM. Kami disambut oleh anak-anak yang menawarkan jasa payung, karena hujan turun hari itu. Tanpa perlu menunggu lama, kami bertemu Nadya dan segera masuk ke mobil.
Nadya yang kami kenal adalah seorang gadis yang lembut dan baik. Ia juga menyambut kami dengan ramah. Dan selama di perjalanan, kami berbagi banyak cerita. Mulai dari gempa yang kami alami beberapa waktu lalu hingga sistem PBL di FK Unand dan FK Unpad. Nadya juga memberi kami beberapa rekomendasi tempat yang bisa dikunjungi di Bandung. Dan saat memasuki waktu isya, kami sampai di Wisma Tut Wuri, tempat kami menginap.
Kami disambut dengan baik dan diantar ke kamar. Satu kamar diisi oleh tiga orang, dan teman sekamarku adalah Fitri dan Rima, seorang akhwat dari FK UGM angkatan 2008. Fina dan Khairat pun sekamar dengan akhwat FK UGM angkatan 2009, Khaila. Kami baru berkenalan singkat saat pintu kamar diketok dan panitia menyampaikan bahwa ba’da isya akan ada acara pembuka di gedung IKM. Saat kembali lagi ke wisma kami sudah mendapat beberapa orang teman baru.
Malam hari di Bandung Kota Hujan benar-benar dingin. Selimut yang agak tebal saja tidak cukup menahan jalaran dinginnya. Hingga kami terjaga esoknya, dingin itu masih sangat terasa. Belum lagi airnya. I was shivering each time I use it.
Zafran Saphire. Ketika perbedaan memunculkan kesempurnaan iman. Itulah acara yang kuhadiri dan berlangsung dua hari, Sabtu dan Minggu. Acara yang bagus dan berkesan. Materi yang disuguhkan, hiburan yang disajikan, pemateri yang dimunculkan dan ukhuwah islamiyah yang didirikan. Seminar ini adalah amanah dari FULDFK yang bercerita tentang perbedaan antara ikhwan dan akhwat dari segi medis, perilaku dan psikologi. Juga ada tentang peng-Islaman secara kaffah dan pengembangan diri menjadi super leader, super manager serta super parents. Lalu training dari Butterfly yang memotivasi diri untuk terus maju.
Zafran Saphire diadakan di Gedung Wahana Bakti Pos, lantai 8. Mungkin masih ada sedikit sekuele trauma gempa dalam diri kami yang dari Padang. Hingga saat peserta diminta bertakbir dengan keras hingga ‘menggetarkan’ gedung, rasanya agak gamang juga. Though it didn’t keep us from saying ‘Allaahu Akbar’ loud. Allaahu Akbar!!!
Dari Zafran Saphire banyak hikmah yang kudapatkan. Mulai dari perjuangan kami hingga bisa sampai ke Bandung dan ikut acaranya, pelajaran dari materi yang diberikan, perkenalan dengan budaya lain di Indonesia, dan yang sangat berarti, ukhuwah yang terjalin di antara kami. Meski hanya dua hari, namun aku bisa merasakan hati kami mahasiswi FK se-Indonesia didekatkan dalam satu ikatan ukhuwah. Aku berharap kami dipertemukan kembali oleh Allah dalam momen-momen berharga berikutnya. Amin.
Recent Comments