Posts Tagged With: Ukhuwah

Pilih yang Tidak Merasa


Fatimah merasa kesal. Karena menolong Khadijah sahabatnya ia mengalami kesulitan dalam menjalankan keperluan pribadinya. Yang membuatnya kecewa, Khadijah seperti tidak berempati sedikit pun padanya. Khadijah tidak menanyakan kondisinya bahkan tidak mengucapkan terima kasih padanya. Kekecewaannya ia ungkapkan pada temannya, Syifa yang tidak begitu sering berinteraksi dengan ia dan Khadijah. Syifa mengatakan, “Mungkin salah paham aja, Fatimah… Mungkin Khadijah juga bingung gimana cara bicara sama Fatimah karena Fatimahnya udah diamin dia duluan…”. Fatimah yang berharap Syifa akan membenarkannya lalu mengatakan, “Syifa sih gak dapat masalah… Syifa gak ngerasain kan kesulitanku sekarang…?”

Syifa yang berusaha memberi nasihat sebaik yang ia bisa pun bingung, apa lagi yang harus diucapkannya jika Fatimah sudah membentengi hati dari awal?

***

Saat seseorang memberi nasihat kepada kita, maka jangan cerca ia dengan ucapan “Kamu gak ngerasain apa yang aku rasain..” atau “Kamu gak tau gimana rasanya..” dan ungkapan lainnya yang senada. Mungkin ia memang tidak tahu apa yang kita rasakan, tidak pernah mengalami hal yang sama, bahkan baru pertama kali menemukan masalah seperti yang kita ceritakan. Namun, ada perbedaan mendasar antara kita dan ia.  Continue reading

Categories: Dakwah, Hikmah, Look Into Your Heart | Tags: , , | 11 Comments

Karena Tidak Ada yang Bisa Dibenarkan


Jika sesuatu terjadi di luar harapan, jika seseorang mempertanyakan tindakan kita, apa yang akan kita lakukan? Akankah langsung mengevaluasi diri? Atau akan mencari pembenaran dengan menyalahkan situasi bahkan orang lain? Atau akan segera menyangkal dengan emosi karena merasa harga diri dilukai?

Semua manusia pernah melakukan kesalahan. Jika ada yang tidak pernah salah, maka ia bukan manusia. Jadi, tidak mengakui kesalahan artinya tidak mengakui bahwa dirinya adalah manusia.

Apa yang salah dengan mengakui sebuah kesalahan? Ia tidak akan mengurangi harga diri, ia tidak akan menghancurkan image, ia tidak akan membuat kita dijauhi. Ia justru akan membuat kita semakin dihargai. Kesalahan yang diakui akan dengan mudah bisa dimaafkan, dan pelakunya akan mendapat tempat yang lebih tinggi.  Continue reading

Categories: Dakwah, Hikmah, Look Into Your Heart | Tags: , , , , , | 10 Comments

Jika Kita Dizalimi (Tribute to Cerebri 07)


A tribute to Cerebri 07 yang sedang tersakiti.

Sebut namanya Aisyah. Adalah ia, seorang anak yatim yang tinggal di sebuah rumah sederhana bersama ibu dan enam orang saudaranya. Ia adalah anak ke-3, dan mengikuti pendidikan di Akper Padang. Di tahun kedua kuliahnya, ia mulai mengenal tarbiyah.

Mendalami Islam dengan sungguh-sungguh adalah hal yang tabu di tahun 80-an. Usroh, yang kini kita kenal dengan sebutan liqo atau mentoring atau halaqoh, dijalani secara diam-diam. Begitu pula dengan Aisyah. Ia mengikuti usroh di malam hari di tempat yang tidak jauh dari rumahnya. Dan ia mendapatkan begitu banyak dari usroh yang diikutinya.

Ia ingin hijrah secara total. Di tahun kedua kuliahnya ia memberanikan diri menghadap dosen untuk meminta izin menggunakan jilbab. Tidak seperti sekarang, jilbab dulu dianggap aneh, asing, bahkan sesat. Apalagi jilbab yang lebar. Yang orang-orang tahu jilbab itu digunakan untuk mencuri, untuk menyembunyikan barang curian. Juga ada isu jilbab beracun, yang katanya di balik jilbab itu disembunyikan racun. Jadi tentu saja, ia tidak mendapat izin.

Di tahun ketiga, keinginannya semakin kuat. Namun izin tetap tidak didapat. Ia berangkat ke kampus dengan menggunakan gamis dan jilbab. Karena dengan pakaian seperti itu ia tidak bisa memasuki kampus, ia mengganti pakaiannya dengan seragam di sebuah rumah di depan kampus. Saat pulang ia ke rumah itu lagi untuk mengganti pakaiannya. Begitu terus setiap hari.  Continue reading

Categories: FK Unand, Hikmah, Kisah, Look Into Your Heart | Tags: , , , , , , , | 38 Comments

I Won’t Say Goodbye, My Beloved FSKI (part 2)


FSKI, mengikuti acara-acaranya di awal tahun perkuliahan benar-benar memancing rindu, kapan ya bisa ikut menyusun kegiatan-kegiatan ini? Lalu untuk awalnya, bergabunglah kami di Dawa’, yang pada mubes tahun 2008 mengalami transformasi dari Badan Semi Otonom menjadi Badan Otonom yang lebih mandiri. Saya kemudian bergabung di Divisi Penerbitan bersama kawan-kawan lain yang haus dengan dakwah. Inti Dawa’ saat itu adalah Hendra sebagai pimpinan umum, Rio sebagai wakil ketua, Priska sebagai sekretaris dan Kak Welan sebagai bendahara.

Menjadi bagian dari divisi penerbitan Dawa’ memberi kesan yang membekas erat di ingatan saya. Indah sekali mengenang saat kami bingung menentukan berapa halaman Buletin Dawa’ akan diterbitkan, berapa harga yang ditetapkan agar setidaknya bisa balik modal. Masih begitu jelas terbayang bagaimana kami mendiskusikan tema apa yang sebaiknya diangkat, laporan harga yang dipatok percetakan, memilih percetakan yang bagus, membahas tanggapan pembaca tentang Dawa’ yang kami terbitkan, membahas pilihan warna, membagi PJ, mengejar deadline, dan banyak lagi. Rindu sekali… MySpace Terima kasih para pejuang di Penerbitan : Syawqi (PimRed), Faisal, Venny (layouter), Rara, Waki, Puput, Kak Shasha, juga Fia, Yani, Bang Dolly P., Bang Karno, Henry, Kak Putri D., Resti, Wira. You’re the best.

Di tahun berikutnya angkatan 2007 mulai menjadi pengurus FSKI. Saat itu yang menjadi inti FSKI adalah Bang Zakiy sebagai ketua umum, Bang Deny sebagai sekretaris umum, Kak Adik sebagai bendahara umum dan Kak Rani sebagai Ketua Keputrian. Saya ditempatkan di Departemen KPSDM (Kaderisasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia), dan di sana saya merasakan suasana yang berbeda. Suasana yang gejolaknya lebih terasa. Di KPSDM saya mulai merasakan beban yang sampai ke hati, tidak seperti Dawa’ yang bebannya masih kuat ditanggung oleh pikiran saja. MySpace

Continue reading

Categories: Dakwah, Kisah, Opini | Tags: , , , , , , , , | 9 Comments

Ia, Ia dan Ia


Saat ia menghubungi saya tiga setengah tahun lalu, saya sangat senang. Saya langsung menceritakan tentangnya pada ummi. Dan setelah mengenalnya tiga setengah tahun ini, saya melihat ia sebagai seorang yang saya sayangi sekaligus hormati. Ia adalah seorang yang kuat, dan saya suka jalan pikirannya. Ia yang paling cocok dengan saya dalam satu hal. Meski diiringi banyak rintangan, ia tetap setia. Dan ia sangat sering menampung air mata saya. Namun selama tiga setengah tahun ini ia sering membuat saya cemburu.

Continue reading

Categories: Dakwah, FK Unand, Hikmah, Kisah, Look Into Your Heart, Opini | Tags: , , , , , , , | 18 Comments

I Won’t Say Goodbye, My Beloved FSKI (part 1)


Semenjak SD, forum keislaman adalah impian bagi saya. Meski hanya mengetahuinya dari cerpen-cerpen di Ummi dan Annida, namun saya bisa merasakan betapa indahnya suasana dalam forum. Mengangkatkan acara Islami, rapat dengan hijab dan sesuai tuntunan Islam, persaudaraan dengan sesama muslim. Wah… kapan ya bisa merasakannya secara langsung…?

Memasuki SMP, saya langsung bertekad akan bergabung dengan Rohis. Saya terus menanti kapan ekskul bisa diikuti. Namun malang, tidak ada Rohis… Pupus harapan saya saat itu. Akhirnya ekskul yang saya ikuti adalah Pramuka dan PMR. Tapi karena tidak begitu berminat saya jadi sering absen. Beberapa waktu kemudian pihak sekolah membentuk remaja mesjid sekolah, dan saya diundang. Saya berharap ini akan jadi rohis, tapi ternyata kegiatan yang diminta sekolah malah yasinan…

Selama sekolah di tiga SMP negeri, rohis tetap tidak ada. Baiklah, tidak apa. Masih ada harapan di SMA. Alhamdulillah tanpa ragu saya mengikuti BRM (Bina Remaja Muslim) SMA 2 Padang dan bertemu sahabat-sahabat di sana. Saya cukup senang dengan suasananya, juga kegiatan-kegiatannya. Tapi ternyata saya tidak begitu menikmatinya.

Continue reading

Categories: Dakwah, FK Unand, Kisah, Opini | Tags: , , , , , , , | 3 Comments

Sahabat


(Puisi oleh Muhammad Syahruddin, dari dakwatuna.com)

Panitia dan Delegasi The 6th Antibiotic

Sahabat…
betapa senangnya hati ini bila dekat denganmu…
Candamu mengandung makna tarbiyah
Tingkah lakumu memberikan contoh yang baik
Tulisan-tulisanmu membeningkan hati

Sahabat…
Engkau selalu mengingatkanku bila khilaf
Senyumanmu menumbuhkan ikatan yang kuat di dalam hati ini
Sapaanmu menandakan akan bertaburnya lagi amal-amal yang sholeh
Langkahmu memunculkan semangat juang para mujahid

Sahabat…
Rezkimu engkau keluarkan di jalan Allah SWT
Kelapangan dadamu membuatku santun padamu
Jiwa pemaafmu bertahta di dalam jiwa ini
Keikhlasan dalam beramal memancarkan cahaya hatimu

Sahabat…
Amanahmu tidak engkau abaikan
Janji-janjimu sangat engkau pegang teguh
Engkau khusyu’ dalam shalat
Shalatmu sangat engkau jaga dari kelalaian
ucapanmu selalu yang bermanfaat
Pergaulanmu* sangat engkau jaga

Sahabat…
Allah swt menjadi tujuan hidupmu
Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah pedoman hidupmu

Sahabatku…
Semoga Allah swt melimpahkan rahmat dan kasih sayangnya kepadamu
Mudah-mudahan engkau selalu dalam petunjuk dan lindungan Allah swt…
Hingga engkau menjadi penghuni syurga Firdaus yang tertinggi
Amin ya Rabbal alamiin…

*) Pergaulanmu terhadap wanita (dalam puisi sebenarnya)

Categories: Dakwah, Look Into Your Heart | Tags: , , , , | Leave a comment

Cintaku


Seorang saudara bertanya tentang ukhuwah. Tidak, ia bukan bertanya. Namun ia mempertanyakan ukhuwah yang selama ini ia rasa palsu. Tergores hati saat ku tahu ia tak merasakan ukhuwah itu. Dan ribuan tanya memenuhi benakku.
Aku tidak tahu apa yang terjadi. Ia mempertanyakan ukhuwah itu di saat aku merasa begitu dekat dengannya. Di saat aku merasa semakin menyayanginya. Di saat aku ingin ia mencurahkan semuamasalahnyapadaku, di saat aku ingin ia menjadikanku tempat menampung beban yang memberatkannya, di saat aku ingin merasakan duka yang melukainya, di saat aku ingin ia merasakan kebahagiaan yang kurasa, di saat aku ingin ….
Di saat aku ingin ia menjadi saudara yang akan membantuku meraih cinta-Nya dengan cinta yang terjalin dalam dan kuat di antara kami.
….
Air mata mengaburkan pandanganku. Tak bisa kutahan kesedihan hatiku setelah ku tahu ternyata cinta itu tak sedalam yang kubayangkan. Apa mungkin cintaku bertepuk sebelah tangan?
Barangkali ini salahku, aku merasa cinta tapi tak menunjukkan cinta itu padanya. Aku terlalu menyibukkan diri hingga terlupa untuk memenuhi haknya. Mungkin aku juga telah menyakitinya tanpa ku sadar, hingga kulukai ia dan kubiarkan luka itu tanpa kucoba obati. Atau bahkan mungkin luka itu kutambah lagi dengan luka lain yang membuatnya semakin menyakitkan, semakin menyayat hingga cintanya padaku telah habis dan tidak mampu lagi mengobati…
Continue reading

Categories: Look Into Your Heart | Tags: , , | 8 Comments

Surprise 30 Januari 2010


Surprise!!!

Hari ini Allah mempertemukanku kembali dengan seorang ukhti yang manis dan baik yang telah banyak sekali menolong saat aku menjadi delegasi Zafran Saphire di Bandung : Friska, Pendok Unpad ‘08. Sama sekali tak kuperkirakan kedatangannya, dan aku sangat senang.

Kami bersua di mesjid Dawaul ‘Ilmi FK Unand, dan saat melihatnya, aku langsung berdiri memeluknya. Rindu… sekali rasanya pada ukhti yang satu ini. Meski tidak lama waktu yang kami habiskan bersama di Bandung November lalu, namun detik-detiknya sangat berkesan bagiku. Dalam waktu yang singkat itu, ukhuwah di antara kami telah terjalin dan menancap di hati.

Sore tadi Friska harus berangkat ke Padang Panjang, sehingga kami hanya bisa bertemu sebentar saja. Namun waktu yang sebentar itu, lagi-lagi, besar artinya. Aku pun mengantar Friska ke tempat ia menaiki angkutan ke Padang Panjang tadi. Wah… kami bahkan sempat bermotor bersama… Senang…

Hari ini aku diingatkan kembali tentang arti ukhuwah. Aku merasakan suatu keharuan, betapa ukhuwah bisa membuat hati ini begitu hangat saat melihat saudara seiman. Betapa ukhuwah bisa membuat benak ini lupa dengan masalah dan beban yang menghimpit. Betapa ukhuwah itu menyirami hati dan membuatnya sejuk. Betapa ukhuwah mengingatkan untuk selalu mensyukuri nikmat-Nya, karena ukhuwah adalah salah satu nikmat yang tak terganti.

Ukhuwah, salah satu pembeda antara umat Islam dengan yang lain. Tidak ada hubungan persaudaraan seindah ukhuwah islamiyah. Ia menyatukan, mendekatkan, dan membuat para pemiliknya semakin dekat juga pada Sang Pencipta ukhuwah. Ukhuwah yang dilandasi keikhlasan seakan sebuah tali baja tebal yang tak dapat putus.

Akankah merasa kesal saat saudaramu menunjukkan kelemahanmu dengan cara terbaik yang bisa diberikannya? Akankah merasa kecewa, saat cara terbaik saudaramu bukan yang terbaik menurutmu, namun engkau menyadari semua semata-mata karena ia peduli padamu dan menginginkan yang terbaik untukmu?

Akankah merasa sedih saat saudaramu mengingatkanmu dalam masa-masa futurmu? Akankah merasa sendiri saat saudaramu selalu siap membantu kapanpun engkau butuh? Akankah merasa takut saat saudaramu rela berbagi denganmu, dalam kemudahan dan kesulitan? Akankah merasa resah saat saudaramu selalu bisa memberikan senyuman terbaiknya untukmu, atau saat senyumannya menghilang engkau tahu ia sedang membutuhkan dukunganmu?

Akankah engkau siap melalui hidupmu tanpa ukhuwah islamiyah??

Categories: Kisah, Look Into Your Heart | Tags: , | Leave a comment

Road to Bandung part 2


Ba’da acara Zafran Saphire hari Minggu sore, kami berencana untuk jalan-jalan di Bandung sebelum ke Jatinangor. Malam itu kami tidak bisa menginap di Wisma Tut Wuri lagi karena acara sudah selesai, dan kami merasa ragu untuk menginap lagi di sana. Alhamdulillah, Friska, akhwat FK Unpad angkatan 2008 yang juga teman Khairat, Fitri dan Yos di SMA 1 Padang Panjang menawarkan pada kami untuk menginap di kosannya di Jatinangor.

Karena sudah hampir malam, kami memutuskan untuk pergi ke satu tempat yang di sana kami bisa membeli apa yang kami butuhkan. Aku dan Fina sebenarnya tidak berniat untuk membeli banyak barang, tapi Khairat dan Fitri ke Bandung dengan beberapa titipan dari Padang. Karena aku dan Fina sudah berniat untuk makan di restoran Jepang tertentu sejak di Padang –rekomendasi sepupuku-, kami pergi ke Cihampelas Walk, tempat terdekat yang ada restoran incaran kami itu.Akhirnya aku dan Fina berpisah dengan Khairat dan Fitri, dan bertemu lagi saat akan ke Jatinangor.

Kami ke Jatinangor malam itu dengan taxi. Di rumah kos Friska yang menurutku sangat bagus dan tergolong murah, kami kembali mempererat ukhuwah hingga akhirnya berjatuhan satu per satu. It’s sure a memorable night.

Paginya kami ke Unpad untuk menjemput barang yang kami titipkan pada panitia. Kami kembali ke Bandung dengan Damri dan turun di Dago. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke stasiun dengan taxi dan tidak lupa singgah di Kartika Sari. Di stasiun kami segera menaiki kereta kelas eksekutif. And again, it’s my first. Karena berempat, kami memutar kursi menjadi berhadapan. Aku ingin duduk di dekat jendela so i can see the landscape through it. Tapi karena tempat dudukku yang terbalik, aku merasa mabuk daratku mulai muncul dan akhirnya aku bertukar tempat duduk dengan Fitri yang tidak berada di dekat jendela.

View from the train

View from the train

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kami turun di Stasiun Gambir dan di sana kami berpisah dengan Khairat. Khairat akan kembali ke Padang sore itu sedangkan aku, Fina dan Fitri kembali besok pagi. Di Jakarta kami sangat tertolong dengan keberadaan ibu Fina dan adiknya. Kami ikut menginap dengan mereka di Hotel Sriwijaya dan bisa ke bandara esoknya bersama mereka juga. Kami tidak perlu memikirkan transportasinya. Alhamdulillah… terima kasih Tante, Fina dan Opan dan semua pihak yang ikut membantu terlaksananya kemudahan ini… ^^

Esoknya kami berangkat ke Padang dengan pesawat sekitar jam 8, dan tiba di Bandara Internasional Minangkabau jam 10. Karena harus ikut tutorial jam 11, dari bandara kami langsung ke kampus. Tanpa persiapan dan dengan kondisi badan yang lelah kami mengikuti tutorial pertama minggu itu. Koperku diletakkan di ruang tutorial Fina yang memang berada di lantai 1, sedangkan ruanganku ada di lantai 2. Ternyata setelah tutorial jam 1 kelompokku dijadwalkan untuk ujian skill lab blok 13. Sementara aku belum lagi mempersiapkan diri. Kami pun melakukan latihan singkat sambil menikmati brownies dan jam 1 lewat kami pergi menemui instruktur.

Dan ternyata…ujian ditunda karena instruktur lupa. Instruktur kami sudah tidak di kampus saat itu. Aku pun memutuskan untuk pulang dan alhamdulillah Tanteku bisa menyinggahiku dan koperku di kampus. Sampai di rumah, aku segera tidur melepas semua kepenatan setelah sebelumnya membersihkan diri. Alhamdulillah perjalananku Padang-Jakarta-Bandung-Jatinangor-Bandung-Jakarta-Padang selesai dengan lancar dan penuh makna.

Perjalanan ini sesungguhnya bukan tanpa hambatan dan pengorbanan. Beberapa hal tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Namun kami tetap berusaha kompak dan bersyuro untuk mencari solusi,lalu menyerahkan segala hal pada-Nya hingga kemudahan-kemudahan pun selalu diberikan oleh-Nya.

“… barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Membukakan jalan keluar baginya, dan Dia Memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya…” (QS Ath-Thalaaq : 2-3)

Categories: Kisah | Tags: , , | Leave a comment