Cerita tentang Zakiy part 1 : Masa Kecil Zakiy


Namanya Abdurrahman Zakiy. 31 Desember tahun lalu ia diundang oleh panitia Milad ke-24 FSKI FK Unand untuk menjadi narasumber dalam sebuah talkshow bertajuk Keajaiban di Balik Hafalan Al-Qur’an. Dan sore itu, saya seperti baru bertemu dengannya. Seseorang yang sesungguhnya tak pernah saya lupakan selama enam belas tahun usianya.

Sore itu, moderator membacakan curriculum vitae-nya dan memintanya untuk naik ke atas podium aula FK Unand. Ia menjadi narasumber bersama ukhti Scientia Afifah Taibah, seorang hafidzah dan aktifis yang luar biasa. Di atas podium tertata satu sofa kecil dan satu sofa panjang. Di sofa kecil duduk manis sang moderator, dan ukhti Ifah duduk di sampingnya, di sudut sofa panjang.

Sore itu pertama kalinya saya menyaksikan Zakiy tampil di depan banyak orang, dan ia berada di sana sebagai narasumber. Saat namanya dipanggil, saya merasa gugup. Zakiy pun bangkit dari tempat duduknya dan melangkah ke podium, melewati belakang sofa dan memilih duduk di bagian terujung sofa panjang, just as I thought. Ia berjalan dengan sedikit menunduk, dan ia duduk bersandar di sofa dengan kedua tangan saling menggenggam serta kepala yang masih sedikit menunduk. Saya tahu ia pasti merasa grogi dengan posisinya.

Pertanyaan pertama pun dilontarkan : Kapan mulai menghafal Al-Qur’an? Ukhti Ifah menjawab terlebih dahulu, baru kemudian Zakiy. Sebelum menjawab pertanyaan ia membuka dengan salam dan untaian doa. Dan sebuah kalimat yang ia ucapkan membuat saya merasa tenang, kurang lebih katanya, “Sungguh saya di sini sangat grogi. Semua yang hadir adalah abang-abang dan kakak-kakak yang lebih tua, tidak ada yang lebih kecil dari saya.” Saya tidak ingat kelanjutannya, namun pengakuan atas ke-grogian-nya yang ia jadikan sebagai pembuka cerita akan menghilangkan rasa grogi tersebut. Ia mengucapkannya dengan tenang, dan kemudian menjawab pertanyaan yang diajukan moderator.

“Saya mulai menghafal Al-Qur’an sejak kecil, sejak TK. Setelah itu berlanjut ke SD, dan hafalan saya hanya sebatas memenuhi target sekolah saja. Saya lalu memasuki SMP Ar-Risalah di Cupak, dan saya masih menghafal Al-Qur’an sesuai target sekolah. Saat kelas dua kami pindah ke Ar-Risalah Padang, dan di sana saya bertemu dengan orang-orang seperti Bang Azzam dan abang saya sendiri yang hafalannya lebih banyak daripada saya. Saya jadi semakin ingin menghafal Al-Qur’an. Lalu abang juga mengatakan, “Kiy,kalau menghafal Al-Qur’an hafal juga artinya.” Saya lalu semakin termotivasi hingga alhamdulillah kelas satu Aliyah saya menyelesaikan semuanya.”  Continue reading

Categories: Al-Qur'an, Dakwah, FK Unand, Hikmah, Keluarga, Kisah | Tags: , , , | 18 Comments

Special Gift In Ramadhan


I’m in process of making the report of KKN-PPM Unand, and i was confused.

Alhamdulillah salah seorang teman –Kak Welan– telah mengirimkan contoh laporan lewat email, sehingga bisa menjadi acuan format. Saat men-download email tersebut, jari-jari saya yang masih tak bisa mengetik 10 jari bergerak menekan keyboard dan terangkai kata afifahamatullah.wordpress.com/wp-admin/ di sebuah tab baru. Dan, enter.

Wah… tampilan dashboard wordpress udah berubah ya.. Itu yang pertama kali terlintas di pikiran saya saat log in selesai. Ternyata memang sudah lama tidak membuka blog ini.. 😥

Sebuah comment dari Kak Fathel di antara sekian banyak comment yang menumpuk pun menarik pupil mata saya. Ada AWARD!! Hiks, padahal blog ini sudah lama tidak di-update..

Award kali ini sangat spesial karena merupakan Ramadhan Award, dan namanya memang  spesial : Special Gift. Sedih sekali rasanya award ini baru saya ambil di penghujung Ramadhan.. Andai lebih awal.. Namun meskipun sangat terlambat, ini tetap sebuah amanah yang harus disampaikan.

Baiklah, Special Gift ini saya bagikan kepada..   Continue reading

Categories: Dakwah, Hikmah | Tags: , , | 7 Comments

Bismillah…


Setelah sekian lama tidak update blog tercinta…
Sekarang akan dimulai lagi blogging dengan bahagia.
Semoga bisa terus berbagi hikmah dengan pembaca setia.. ^^
Syukran jazakumullah untuk dukungannya selama ini ya..

Bismillah…

Categories: Uncategorized | 8 Comments

Membuncah Rinduku di 25 April


Perasaanku tak menentu. Ada yang mengganjal di benakku sejak tanggal di gadget-gadget-ku berubah menjadi 25 April. Seseorang yang teramat spesial mengulangi hari lahirnya, dan aku tak tahu bagaimana harus mengungkapkan perasaanku padanya.

Seharian ini aku memikirkannya. Tak lepas meski sebentar saja. Aku tetap menghubunginya hari ini, namun masih tak dapat kutafsirkan rasa yang menggelayut di hati. Tak mampu kukonversikan ke dalam untaian kalimat yang rapi.

Kucoba tuliskan pesan dari ponsel untuk kukirimkan kepadanya, namun pesan itu hanya menjadi kata-kata yang diketik, dihapus, diketik dan dihapus lagi. Ternyata memang tak mudah mengungkapkan cinta. Tak mudah mengekspresikannya agar ia dapat membekas di hati orang yang dicinta. Atau mungkin ini hanya kekhawatiran semata?

Kutarik napas dalam berkali-kali, kuputuskan tuk mengetikkan isi hati.  Continue reading

Categories: Keluarga | Tags: , | 27 Comments

Catatan Perjalanan Hati : Day 1 “Nikmat Luar Biasa yang Sudah Biasa”


Ahad, 24 April 2011

Pukul 15.40 sebuah kijang kapsul silver berhenti di depan rumahku. Mobil travel itu menjemputku untuk berangkat ke Lubuk Basung. Ini dinas daerah pertamaku, dan dinas pertama di Lubuk Basung bagi dua orang seniorku yang baik hati. Perjalanan kami cukup nyaman, tidak ada lagu-lagu aneh yang diputar di travel yang kami naiki dan tidak ada penumpang yang ‘luar biasa’. Meski AC tidak dihidupkan, cuaca di luar yang gerimis dan dingin cukup menetralisir bau-bau yang masuk dari luar.

sumber gambar di sini

Jalan yang kami lalui pun berbeda dari jalan yang biasa kulalui jika menempuh perjalanan ke luar kota. Kami menempuh jalanan dalam pedesaan yang asri dan tenang. Jalan yang kecil dan teduh dinaungi pepohonan. Sesekali sapi, kerbau dan kambing melintasi jalan, mengingatkanku pada Taman Safari Cisarua. Ada juga ibu-ibu yang pulang menenteng hasil panennya. Atau anak-anak yang mandi-mandi di tabek tepi jalan. Anak-anak yang bermain bersama, saling berkejaran dengan riang. Bahkan gadis-gadis desa yang berjalan dengan gaya dan lenggokan yang khas. Bukan sebuah hal yang tidak biasa barangkali, namun aku ingin menjadikan perjalanan seminggu ini sebagai pengalaman yang tak biasa, agar dapat kumaknai setiap detiknya.  Continue reading

Categories: Hikmah, Indonesia, Kisah, Look Into Your Heart, Medis | Tags: , , , , , | 10 Comments

Pilih yang Tidak Merasa


Fatimah merasa kesal. Karena menolong Khadijah sahabatnya ia mengalami kesulitan dalam menjalankan keperluan pribadinya. Yang membuatnya kecewa, Khadijah seperti tidak berempati sedikit pun padanya. Khadijah tidak menanyakan kondisinya bahkan tidak mengucapkan terima kasih padanya. Kekecewaannya ia ungkapkan pada temannya, Syifa yang tidak begitu sering berinteraksi dengan ia dan Khadijah. Syifa mengatakan, “Mungkin salah paham aja, Fatimah… Mungkin Khadijah juga bingung gimana cara bicara sama Fatimah karena Fatimahnya udah diamin dia duluan…”. Fatimah yang berharap Syifa akan membenarkannya lalu mengatakan, “Syifa sih gak dapat masalah… Syifa gak ngerasain kan kesulitanku sekarang…?”

Syifa yang berusaha memberi nasihat sebaik yang ia bisa pun bingung, apa lagi yang harus diucapkannya jika Fatimah sudah membentengi hati dari awal?

***

Saat seseorang memberi nasihat kepada kita, maka jangan cerca ia dengan ucapan “Kamu gak ngerasain apa yang aku rasain..” atau “Kamu gak tau gimana rasanya..” dan ungkapan lainnya yang senada. Mungkin ia memang tidak tahu apa yang kita rasakan, tidak pernah mengalami hal yang sama, bahkan baru pertama kali menemukan masalah seperti yang kita ceritakan. Namun, ada perbedaan mendasar antara kita dan ia.  Continue reading

Categories: Dakwah, Hikmah, Look Into Your Heart | Tags: , , | 11 Comments

Blog nge-Facebook


Salah seorang akhwat pernah berujar, “Blog sekarang udah kayak facebook ya kak.”

Saya kaget mendengar kalimat itu, “Masa’ sih?” pikir saya. Selama ini saya tetap tidak menggunakan facebook memang terutama untuk menghindari besarnya kemungkinan mudharat yang ada. Karenanya saya menggunakan blog untuk menyalurkan tulisan. Tapi, jika blog pun telah menjadi seperti facebook, wah, bahaya…

Saya lihat lagi penggunaan blog yang dimaksud oleh akhwat tersebut, dan saya mengerti. Ucapannya benar, di mana yang jadi pertimbangan adalah bahaya yang timbul dari blog, kini seperti yang terjadi di facebook.

Yang jadi masalah tentu bukan status yang kontroversial lalu mengundang banyak komentar. Namun masalahnya tulisan di blog yang kini mulai seperti status di facebook. Kita mungkin mulai kurang berhati-hati dalam memilih tulisan yang bisa di-post di blog. Sehingga tulisan yang mestinya hanya untuk internal menjadi terekspos di media.

Nah, buat semua pengguna blog, yuk perhatikan lagi postingan blog kita, apakah isinya memang bisa untuk umum atau tidak… Karena yang membaca blog kita bukan hanya orang-orang yang mengenal kita.

Tulisan seperti apa yang baiknya tidak di-post? Tentu masing-masing kita bisa tahu dan merasa, tulisan ini layak nggak ya…?

 

*Lagi, sebuah teguran untuk diri sendiri

 

Categories: Opini, Uncategorized | Tags: , | 20 Comments

Karena Tidak Ada yang Bisa Dibenarkan


Jika sesuatu terjadi di luar harapan, jika seseorang mempertanyakan tindakan kita, apa yang akan kita lakukan? Akankah langsung mengevaluasi diri? Atau akan mencari pembenaran dengan menyalahkan situasi bahkan orang lain? Atau akan segera menyangkal dengan emosi karena merasa harga diri dilukai?

Semua manusia pernah melakukan kesalahan. Jika ada yang tidak pernah salah, maka ia bukan manusia. Jadi, tidak mengakui kesalahan artinya tidak mengakui bahwa dirinya adalah manusia.

Apa yang salah dengan mengakui sebuah kesalahan? Ia tidak akan mengurangi harga diri, ia tidak akan menghancurkan image, ia tidak akan membuat kita dijauhi. Ia justru akan membuat kita semakin dihargai. Kesalahan yang diakui akan dengan mudah bisa dimaafkan, dan pelakunya akan mendapat tempat yang lebih tinggi.  Continue reading

Categories: Dakwah, Hikmah, Look Into Your Heart | Tags: , , , , , | 10 Comments

Saya, Ramadhan dan Kenek Bus


Malam pertama bulan Ramadhan dua tahun lalu, saya berangkat ke Jambi dengan bus. Saya duduk di bangku nomor 4 tepat di belakang sopir, dan seorang ibu mengisi bangku nomor 3 di samping saya. Saya berkenalan dengan beliau di bus, dan ternyata beliau baru saja mengantar anaknya yang kuliah tahun pertama di FK Unand. Saya tanya nama anak beliau, dan subhanallah saya kenal. Anak beliau adalah salah satu mahasiswa baru yang saya bimbing waktu pendaftaran di Unand. Kami pun berbincang dengan akrab.

Malam pertama bulan Ramadhan sebenarnya adalah waktu yang sangat sayang jika dilalui dengan duduk saja di bus. Apalagi untuk orang yang mudah mabuk darat seperti saya, karena tidak bisa duduk di kendaraan sambil membaca atau sambil melakukan hal lain yang mengharuskan gerakan mata dan badan. Untuk shalat di atas bus pun penuh perjuangan karena harus menahan pusing dan rasa mual yang menyesak di kerongkongan. Namun saat itu tidak ada waktu yang lebih baik untuk melakukan perjalanan ke Jambi.

Bus berhenti di sebuah rumah makan di Muara Tebo untuk sahur. Kemudian bus melaju lagi, dan di sinilah rasa tak nyaman mulai menyergapi saya. Continue reading

Categories: Dakwah, Hikmah, Kisah, Opini | Tags: , , , , | 23 Comments

It Is Nothing But Us


Things are not going as well as we want. Spikes could be there on our way anytime. Hearts could be hurt, minds could be confused, and selves could be injured. Anything can happen anytime, anywhere. Wanted or not. Expected or not. Predicted or not.

When days went on as usual, with so many problems that could still be faced, another one came up. Not coming slowly, it stood up suddenly. The matter was that this thing affected all. Because of its presence, other problems became hard to endure.

And again, I was beaten by a simple sentence. It made me realized that the problem was not that problem. The problem was nothing but my self. It really was nothing but my self.   Continue reading

Categories: Dakwah, Hikmah, Look Into Your Heart | Tags: , , , , , | 13 Comments