Monthly Archives: April 2011

Membuncah Rinduku di 25 April


Perasaanku tak menentu. Ada yang mengganjal di benakku sejak tanggal di gadget-gadget-ku berubah menjadi 25 April. Seseorang yang teramat spesial mengulangi hari lahirnya, dan aku tak tahu bagaimana harus mengungkapkan perasaanku padanya.

Seharian ini aku memikirkannya. Tak lepas meski sebentar saja. Aku tetap menghubunginya hari ini, namun masih tak dapat kutafsirkan rasa yang menggelayut di hati. Tak mampu kukonversikan ke dalam untaian kalimat yang rapi.

Kucoba tuliskan pesan dari ponsel untuk kukirimkan kepadanya, namun pesan itu hanya menjadi kata-kata yang diketik, dihapus, diketik dan dihapus lagi. Ternyata memang tak mudah mengungkapkan cinta. Tak mudah mengekspresikannya agar ia dapat membekas di hati orang yang dicinta. Atau mungkin ini hanya kekhawatiran semata?

Kutarik napas dalam berkali-kali, kuputuskan tuk mengetikkan isi hati.  Continue reading

Categories: Keluarga | Tags: , | 27 Comments

Catatan Perjalanan Hati : Day 1 “Nikmat Luar Biasa yang Sudah Biasa”


Ahad, 24 April 2011

Pukul 15.40 sebuah kijang kapsul silver berhenti di depan rumahku. Mobil travel itu menjemputku untuk berangkat ke Lubuk Basung. Ini dinas daerah pertamaku, dan dinas pertama di Lubuk Basung bagi dua orang seniorku yang baik hati. Perjalanan kami cukup nyaman, tidak ada lagu-lagu aneh yang diputar di travel yang kami naiki dan tidak ada penumpang yang ‘luar biasa’. Meski AC tidak dihidupkan, cuaca di luar yang gerimis dan dingin cukup menetralisir bau-bau yang masuk dari luar.

sumber gambar di sini

Jalan yang kami lalui pun berbeda dari jalan yang biasa kulalui jika menempuh perjalanan ke luar kota. Kami menempuh jalanan dalam pedesaan yang asri dan tenang. Jalan yang kecil dan teduh dinaungi pepohonan. Sesekali sapi, kerbau dan kambing melintasi jalan, mengingatkanku pada Taman Safari Cisarua. Ada juga ibu-ibu yang pulang menenteng hasil panennya. Atau anak-anak yang mandi-mandi di tabek tepi jalan. Anak-anak yang bermain bersama, saling berkejaran dengan riang. Bahkan gadis-gadis desa yang berjalan dengan gaya dan lenggokan yang khas. Bukan sebuah hal yang tidak biasa barangkali, namun aku ingin menjadikan perjalanan seminggu ini sebagai pengalaman yang tak biasa, agar dapat kumaknai setiap detiknya.  Continue reading

Categories: Hikmah, Indonesia, Kisah, Look Into Your Heart, Medis | Tags: , , , , , | 10 Comments

Pilih yang Tidak Merasa


Fatimah merasa kesal. Karena menolong Khadijah sahabatnya ia mengalami kesulitan dalam menjalankan keperluan pribadinya. Yang membuatnya kecewa, Khadijah seperti tidak berempati sedikit pun padanya. Khadijah tidak menanyakan kondisinya bahkan tidak mengucapkan terima kasih padanya. Kekecewaannya ia ungkapkan pada temannya, Syifa yang tidak begitu sering berinteraksi dengan ia dan Khadijah. Syifa mengatakan, “Mungkin salah paham aja, Fatimah… Mungkin Khadijah juga bingung gimana cara bicara sama Fatimah karena Fatimahnya udah diamin dia duluan…”. Fatimah yang berharap Syifa akan membenarkannya lalu mengatakan, “Syifa sih gak dapat masalah… Syifa gak ngerasain kan kesulitanku sekarang…?”

Syifa yang berusaha memberi nasihat sebaik yang ia bisa pun bingung, apa lagi yang harus diucapkannya jika Fatimah sudah membentengi hati dari awal?

***

Saat seseorang memberi nasihat kepada kita, maka jangan cerca ia dengan ucapan “Kamu gak ngerasain apa yang aku rasain..” atau “Kamu gak tau gimana rasanya..” dan ungkapan lainnya yang senada. Mungkin ia memang tidak tahu apa yang kita rasakan, tidak pernah mengalami hal yang sama, bahkan baru pertama kali menemukan masalah seperti yang kita ceritakan. Namun, ada perbedaan mendasar antara kita dan ia.  Continue reading

Categories: Dakwah, Hikmah, Look Into Your Heart | Tags: , , | 11 Comments

Blog nge-Facebook


Salah seorang akhwat pernah berujar, “Blog sekarang udah kayak facebook ya kak.”

Saya kaget mendengar kalimat itu, “Masa’ sih?” pikir saya. Selama ini saya tetap tidak menggunakan facebook memang terutama untuk menghindari besarnya kemungkinan mudharat yang ada. Karenanya saya menggunakan blog untuk menyalurkan tulisan. Tapi, jika blog pun telah menjadi seperti facebook, wah, bahaya…

Saya lihat lagi penggunaan blog yang dimaksud oleh akhwat tersebut, dan saya mengerti. Ucapannya benar, di mana yang jadi pertimbangan adalah bahaya yang timbul dari blog, kini seperti yang terjadi di facebook.

Yang jadi masalah tentu bukan status yang kontroversial lalu mengundang banyak komentar. Namun masalahnya tulisan di blog yang kini mulai seperti status di facebook. Kita mungkin mulai kurang berhati-hati dalam memilih tulisan yang bisa di-post di blog. Sehingga tulisan yang mestinya hanya untuk internal menjadi terekspos di media.

Nah, buat semua pengguna blog, yuk perhatikan lagi postingan blog kita, apakah isinya memang bisa untuk umum atau tidak… Karena yang membaca blog kita bukan hanya orang-orang yang mengenal kita.

Tulisan seperti apa yang baiknya tidak di-post? Tentu masing-masing kita bisa tahu dan merasa, tulisan ini layak nggak ya…?

 

*Lagi, sebuah teguran untuk diri sendiri

 

Categories: Opini, Uncategorized | Tags: , | 20 Comments