FSKI, mengikuti acara-acaranya di awal tahun perkuliahan benar-benar memancing rindu, kapan ya bisa ikut menyusun kegiatan-kegiatan ini? Lalu untuk awalnya, bergabunglah kami di Dawa’, yang pada mubes tahun 2008 mengalami transformasi dari Badan Semi Otonom menjadi Badan Otonom yang lebih mandiri. Saya kemudian bergabung di Divisi Penerbitan bersama kawan-kawan lain yang haus dengan dakwah. Inti Dawa’ saat itu adalah Hendra sebagai pimpinan umum, Rio sebagai wakil ketua, Priska sebagai sekretaris dan Kak Welan sebagai bendahara.
Menjadi bagian dari divisi penerbitan Dawa’ memberi kesan yang membekas erat di ingatan saya. Indah sekali mengenang saat kami bingung menentukan berapa halaman Buletin Dawa’ akan diterbitkan, berapa harga yang ditetapkan agar setidaknya bisa balik modal. Masih begitu jelas terbayang bagaimana kami mendiskusikan tema apa yang sebaiknya diangkat, laporan harga yang dipatok percetakan, memilih percetakan yang bagus, membahas tanggapan pembaca tentang Dawa’ yang kami terbitkan, membahas pilihan warna, membagi PJ, mengejar deadline, dan banyak lagi. Rindu sekali… Terima kasih para pejuang di Penerbitan : Syawqi (PimRed), Faisal, Venny (layouter), Rara, Waki, Puput, Kak Shasha, juga Fia, Yani, Bang Dolly P., Bang Karno, Henry, Kak Putri D., Resti, Wira. You’re the best.
Di tahun berikutnya angkatan 2007 mulai menjadi pengurus FSKI. Saat itu yang menjadi inti FSKI adalah Bang Zakiy sebagai ketua umum, Bang Deny sebagai sekretaris umum, Kak Adik sebagai bendahara umum dan Kak Rani sebagai Ketua Keputrian. Saya ditempatkan di Departemen KPSDM (Kaderisasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia), dan di sana saya merasakan suasana yang berbeda. Suasana yang gejolaknya lebih terasa. Di KPSDM saya mulai merasakan beban yang sampai ke hati, tidak seperti Dawa’ yang bebannya masih kuat ditanggung oleh pikiran saja.
Sering disebutkan, KPSDM adalah inti gerakan FSKI. Dan itu benar. Bukan berarti mengecilkan fungsi dan peran departemen serta biro yang lain, namun sesungguhnya dakwah memang sebuah gerakan kaderisasi. Jadi departemen dan biro lain di FSKI, tujuannya juga kaderisasi. Apatah lagi KPSDM yang nama departemennya saja kaderisasi. Kenyataan ini tentu saja memberi beban yang berbeda bagi pejuang KPSDM. Biasanya sudah jadi hal klasik bahwa pengurus KPSDM memiliki image yang ‘keras, tegas’ di mata pengurus yang lain. Dan KPSDM memang memiliki proker paling banyak yang sebagian besar adalah event.
Di KPSDM waktu itu, suasananya berganti-ganti. Pernah saya rasakan semangat yang membakar jiwa, saat-saat semua bersama-sama berusaha menyukseskan proker, semua memberi masukan waktu rapat dan atmosfer terasa hangat. Namun pernah juga ada masa saat masing-masing pengurus menyimpan masalah sendiri, suasana rapat menjadi dingin, banyak yang enggan bicara, dan rapat terasa menyiksa, meski kami tak pernah biarkan hal itu terjadi berlama-lama. Hingga akhir kepengurusan, KPSDM tetap mengisi tempat spesialnya dalam hati saya. Karena di KPSDM, saya belajar memahami orang lain, saya belajar tidak tergantung pada yang lain, saya belajar untuk kuat menghadapi rintangan, saya belajar untuk jadi lebih profesional. Dan hingga kini, KPSDM tetap berbekas dengan indah. Terima kasih kepada para pejuang di KPSDM : Syawqi (koordinator), Bang Ryan, Dodo, Helmi, Kak Fitri, Mei, Kak Welan. You’re the best.
Kemudian suatu sore itu menjadi momen berharga bagi saya. Sebuah beban yang lebih berat lagi diletakkan di pundak saya, sebuah beban yang mungkin tiada yang mengharapkannya. Saya diamanahkan sebagai Ketua Keputrian , bersama inti lainnya yang ditetapkan sore itu : Syawqi sebagai ketua umum, Aan 08 sebagai sekretaris umum dan Priska sebagai bendahara umum. Dan saya mendapat sebuah pelukan yang sangat berkesan hingga detik ini (semoga seterusnya). Pelukan hangat dari saudari yang sangat saya sayangi. Ia memeluk saya dan kemudian kami sama-sama menangis
, ia mengatakan, “Bisa fah, pasti bisa.” Pelukan yang satu itu sangat berarti karena kami sama-sama tahu berat bebannya. Jadi ingin dipeluk lagi…
Menjalani amanah sebagai inti FSKI rasanya sungguh…. hiks! Karena posisinya pengurus inti, tentu semua permasalahan muaranya ke kami. Selama menjadi Kaput FSKI saya dapatkan banyak pengaduan, pertanyaan, keluhan, dan ada yang melampiaskan kemarahan… Bahkan untuk masalah-masalah yang tidak saya mengerti. Sedih rasanya, bukan karena saya dimarahi, tapi karena diri ini terlalu lemah mengemban amanah…
Hingga kini masih ada hal-hal yang menggelayuti pikiran saya, “Kenapa dulu gak bisa lebih baik? Kenapa dulu gak berusaha lebih maksimal?” Dan meski saya menerima amanah ini dengan lapang, saya juga berpikir bahwa sebenarnya ada akhwat lain yang lebih pantas menjadi Ketua Keputrian daripada saya, yang mungkin lebih diharapkan oleh yang lain (Ini pemikiran yang salah, jangan ditiru!
). Namun saya sudah dapat sokongan dari salah seorang senior dan sahabat tentang hal ini (syukran saudariku…)
.
Menjadi Kaput berarti menjadi Koordinator Departemen Istimewa Annisa FSKI. Dan meski tidak mudah, saya menikmati dan mensyukurinya. Saya jadi bisa lebih dekat dengan muslimah FK. Kenalan dan link ke luar pun bertambah banyak. Alhamdulillah antusiasme mahasiswi FK Unand untuk Forum Annisa juga subhanallah. Dan di kepengurusan kami, nama-nama proker DIA bertransformasi hingga DIA menjadi ‘salon kecantikan’. Di DIA ada Facial, Creambath, Mascara, Spa, Sauna dan lain-lain. Ayo muslimah percantik dirimu di DIA….!!
Suasana DIA juga masih terbayang jelas. Rapat yang cair, akrab, tapi kadang terlalu banyak canda. Waktu mabit dan membuat kotak infak berbentuk rumah unik. Waktu membagi PJ, membahas tema Facial, membuat es timun, merancang nasyid, bahagia dan panik bersama, dan banyaaaak lagi. Senangnya kalau semua akhwat…
Suasana rapat inti? Hm… Bayangannya kabur, padahal masih beberapa bulan yang lalu. Mungkin karena personilnya hanya sedikit, 2 ikhwan dan 2 akhwat, jadi tidak begitu seru. Kalau satu ikhwan dan satu akhwat berhalangan hadir batal deh rapatnya. Tapi saya masih ingat saat kami membahas keseluruhan FSKI di sini. Dan yah… saya pernah sempat tertidur waktu rapat , dan baru terbangun saat ikhwan mengetok-ngetok hijab, “Afifah?” katanya. Entah apa yang mereka bicarakan sebelumnya, masalahnya waktu itu tidak ada Priska yang bisa menjaga kesadaran saya. Afwan jiddan…
Satu lagi yang berkesan di kepengurusan ini adalah Forkor dan Konsput Unand. Sayangnya kedua acara itu seringkali bentrok dengan agenda lain yang lebih prioritas. Dan untuk forkor, meski aturannya ketat, tetap saja saya tidak bisa datang tepat waktu. Biasanya selalu ada agenda sebelumnya, dan kalau shalat ashar di jati tak kan bisa sampai di gedung F tepat waktu. Meski mengendarai motor sendiri kecepatannya paling tinggi sekitar 60-65 km/jam. Saya tidak berani lebih dari itu kalau ke unand, sudah begitu banyak terjadi KLL di jalur ini dan salah satunya telah merenggut teman saya yang sangat baik. Semoga amalannya diterima di sisi Allah SWT… Karena itu saya agak sensitif sama pengendara motor yang ngebut, gak pake helm, bawa motor sambil ngobrol lagi dengan pengendara lain. Apalagi kalau mahasiswa, don’t you remember your parents are laying hope on you?
Wah, jadi agak melenceng. Well then, bagaimana bisa tidak mencintai FSKI, jika di FSKI engkau temukan persaudaraan dengan landasan iman, engkau alami naik turunnya dinamika berorganisasi yang unik, engkau nikmati lezatnya berdakwah? Bagaimana bisa tidak mencintai FSKI, organisasi dengan orientasi dakwah, organisasi yang ingin dekat dengan semua civitas academica, organisasi yang mengayomi pengurus dan anggotanya, serta berukhuwah juga dengan LDK’ers fakultas lainnya? FSKI, you’re the best!
Maka untuk segala kerjasama dan curahan pikiran tentang FSKI, terima kasih kepada inti FSKI 2010 : Aan, Syawqi, Priska. Untuk segala perjuangan, suka dan duka di DIA 2010, terima kasih kepada para pejuangnya : Stevi, Eji, Eza, Caca, Cici, Tika, Dinda. Untuk segala usaha dan tekad memajukan FSKI bersama, terima kasih presidium FSKI 2010 : Syawqi, Aan, Fuad, Akbar, Syukri, Yos, Priska, Fina, Isil, Putri. Untuk segala yang terjadi di kepengurusan FSKI 2010, terima kasih seluruh pengurus FSKI, khususnya pengurus akhwat di KPSDM : Indah, Lenggo, Eka, Riri, Sari. DSI : Helma, Fia, Ranti, Ami, Mia. DPU : Nana, Sari, Rahmi, Lola, Shilvia, Atika, Ipin. IMC : Wiwi, Maisyah, Thika, Vyora, Della, Sri W. Hujan : Isil, Ayu, Puput, Heka, Riska. Kestari : Fina, Echa, Aini, Fioni, Ratih, Ika. Danus : Putri, Rizka, Rizki, Risna, Tia, Amna, Caca, Rini. Terima kasih kepada DPP : Bang Zakiy, Bang Deny, Kak Rani, Kak Adik untuk segala arahannya. Terima kasih yang banyaknya tak dapat dihitung kepada alumni FSKI atas segala bantuan dan dukungannya. Dan terima kasih juga kepada seluruh civitas academica yang telah mengikuti kegiatan-kegiatan FSKI, telah mendukung dan menyukai FSKI. You all are the best! Syukran jazakumullah khairan jaza’.
Alhamdulillah, terima kasih Allah karena telah mengizinkan hamba terlibat jauh di FSKI. Terima kasih karena melalui FSKI hamba begitu banyak mendapat ilmu, hikmah, pengalaman, persaudaraan. Terima kasih Allah karena telah mengizinkan hamba menyibukkan diri dengan kebaikan. Semoga perjuangan selama ini terjaga niatnya dan mendapat berkah yang berlimpah. Amin Ya Rabb…
Kini, sebagai DPP FSKI bersama Amri, Syawqi, dan Priska, FSKI akan tetap jadi rumah dan keluarga. Hingga kapan pun sebagai alumni FSKI, saya akan berikan yang terbaik untuk FSKI. Semoga Allah memudahkan.
kampus hanyalah t4 peralihan saja dan penuh dengan dunia khayalan saja..
stidaknya itu menurut saya yg tdak pernah skalipun menjadi pengurus di LDK….
jika itu pada lembaga lain maka akan berbeda rasanya..setidaknya itu juga menurut saya yang selalu berada diranah yg penuh dg org2 yg punya cara pandang berbeda di stiap orgnya shingga pelu pnangan sendiri untk tiap orgny…
dan setidaknya masih ingin merasakan dunia luar kampus itu apakah spt dunia kampus ini yg hanya khayalan saja…setidaknya menurut saya saja….
kakak…. kapan mau bikin tulisan utk blog fski??
tulisan ini aja boleh tak??
Wah… malu kalau yang ini ce…
baru baca fah,, abis baca ini,, diriku jadi kangen rapat dawa’…
T______T
Emang ngangenin… ^^
trus yang mana dunk kak?
abis kompre ya kak…
ya..ya..ya… *menatap-dengan-mata-kucing-penuh-harap 😛
Doakan ya… 😀
Insya Allah diusahakan, masih bingung menulis dari perspektif apa..
fifah, banyak cerita ya di KPSDM.. Banyak maaf ya kalau waktu itu menyumbang ‘kedinginan’ di rapat… Hmm, yg ketiduran bener2 lucu 😀
Sama-sama mei..
Makasih udah liat-liat blog fifah..^^